Kemana Arah PKS ?

21 Februari 2009 pukul 8:59 PM | Ditulis dalam 1 | 1 Komentar
PeKaSe

PeKaSe

PeKaSeINILAH.COM, Jakarta – PKS agaknya sudah gregetan ingin meninggalkan gelanggang koalisi dengan SBY. Tetapi, parpol bernomor urut delapan itu emoh bergandengan mendukung capres PDI Perjuangan, Megawati. Lantas ke mana PKS sebaiknya berpaling?

Kian mantapnya perubahan PKS ini menyusul sikap Mahkamah Konstitusi yang menolak permohonan pengujian UU No 42/2008. “Sesuai hitung-hitungan PKS, kalau syarat pengajuan calon sebesar 20% kursi DPR atau 25% perolehan suara sah nasional, maka pasangan calon presiden itu paling banyak tiga pasang,” jelas Presiden PKS Tifatul Sembiring.

Karena itu, PKS berpikir untuk memunculkan capres alternatif selain SBY dan Megawati. Untuk mencapai tujuan itu, komunikasi politik pun gencar dibangun ke berbagai pihak. “Satu lagi perlu dimunculkan supaya lebih menarik. Kalau ada yang lebih menarik, PKS mungkin akan mendukung yang alternatif. Capres alternatif itu bisa dimunculkan, sekarang kan belum muncul saja. Tetapi paling tidak PKS sekarang sedang mencari arah koalisi,” tambah Tifatul.

Siapa partner yang layak bagi PKS? Banyak analis berpendapat Partai Golkar adalah mitra yang tepat untuk digandeng. Apalagi, sejauh ini partai berlambang beringin itu siap mengajukan capres sendiri. “Suara partai golkar sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan mengusung capres sendiri,” urai pengamat politik Airlangga Pribadi.

Staf pengajar FISIP Universitas Airlangga ini mengungkapkan PKS bisa saja mengusung capres internal. Tetapi hal itu baru dapat diwujudkan bila PKS menjadi pemenang pemilu. “Tifatul tersebut merupakan sinyalemen bahwa dia dan partainya tidak akan masuk kedalam blok S (SBY) dan blok M (Mega). Tergantung pada pemilu legislatif,” tandasnya.

Airlangga menambahkan tidak tertutup kemungkinan PKS menggandeng Partai Hanura maupun Partai Gerindra dengan mengajukan Wiranto atau Prabowo. Namun, koalisi itu tetap akan merujuk hasil pemungutan suara 9 April mendatang. “Kemungkinan yang sangat besar, jika Partai Golkar mempunyai capres. Baik Sultan maupun JK yang akan diusung oleh Partai Gaolkar tidak menjadi masalah bagi PKS. Mereka (PKS) akan menempati RI-2,” cetusnya.

Wakil Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Sudar Dwi Atmanto menilai saat ini PKS memang sedang menunggu kepastian dari Golkar. Bila Golkar menyatakan mengusung capres sendiri dan unggul dari Partai Demokrat maka PKS kemungkinan akan berpaling dari SBY.

“Jika hasil Rakonas Partai Golkar berhasil mendapatkan capres untuk diusung untuk pilpres maka PKS akan mengikut ke Partai Golkar,” tutur Sudar.

Menurutnya, siapapun yang akan dicalonkan Golkar, PKS kemungkinan akan menyokong capres tersebut. Pastinya, lanjut dia, tokoh yang akan dipilih yang mampu menyaingi kepopuleran SBY dan Mega yakni JK dan Sultan Hamengku Buwono. “PKS tentu berpikir rasionil. Figur yang dipilih adalah individu-individu yang mempunyai popularitas dan elektabilitas yang sangat besar untuk menandingi SBY dan Mega,” tegasnya.

Koalisi dengan Golkar, papar Pengamat Politik Adrianus Harsawaskita, dibutuhkan agar parlemen tetap bisa dikuasai pemerintah. Ia menduga parpol besar seperti Golkar, PDI Perjuangan dan Demokrat akan banyak menyabet kursi dewan. Sementara parpol baru seperti Hanura dan Gerindra masih belum bisa diharap banyak. “Jika harus memilih, maka PKS akan memilih untuk merapat ke Partai Golkar untuk membentuk koalisi alternatif,” cetus dosen FISIP Universitas Katolik Parahyangan ini.

Geliat PKS menyodorkan ide capres alternatif memang tidak mudah. Sebagai parpol menengah, PKS tentu tetap membutuhkan parpol kakap yang memiliki ideologi berbeda alias nasionalis.

Perbedaan azas parpol ini menjadi penting untuk lebih leluasanya kandidat yang diusung PKS dengan blok alternatif. Di satu sisi, PKS dapat menyumbang massa fanatiknya. Sedangkan di sisi lain, pemilih yang berasal dari non-Islam juga bisa diraih.

Tetapi, sudah semestinya PKS terus konsisten berinisiatif merajut blok alternatif ini. Dengan begitu, peran dan posisi PKS dalam koalisi nantinya akan bisa mendapat porsi lebih. Artinya, siapapun capresnya, untung besar tetap buat PKS.[L4]

http://inilah.com/berita/politik/2009/02/19/85023/kemana-pks-akan-berpaling/

1 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. dunia politik itu emang sulit di terka atau di prediksi, kadang kala terlihat partai itu sedang dekat dengan partai yang lain tetapi didalam tubuhnya saling menyerang. di dalam dunia politik itu sulit mencari teman ataupun sahabat, semua orang yang terjun didalam dunia politik itu musuhan satu dengan yang lainnya.


Tinggalkan komentar


Entries dan komentar feeds.